Mungkin
sudah banyak yang tahu, bahwa tahun 2012 ini dan bahkan hingga saat
tulisan ini diposting pun, dunia musik Indonesia sedang dilanda apa yang
dikenal sebagai boyband dan girlband. Sebelumnya, rasanya kita semua
setuju kalau “musik melayu” menjadi sebuah fenomena yang cukup
mengherankan dan bahkan akhirnya juga menjadi sebuah tren.
Pada akhirnya, perlahan namun pasti, “musik melayu” (ala ST 12, Wali, Kangen Band, Hijau Daun, D’Bagindas, Armada, dan sebangsanya) mulai tergerus oleh kehadiran boyband dan girlband yang mulai menjamur sejak pertengahan 2011 lalu. Perkembangan J-POP dan K-POP saat ini ditandai dengan kemunculan grup Smash dan 7 Icons sebagai pelopor era kebangkitan Boyband dan Girlband di Indonesia. Tidak ada yang patut diperdebatkan dalam hal ini. Inilah sebuah siklus. Sebuah siklus biasanya identik dengan sebuah roda yang terus berputar. Akan ada masa-masa di mana sebuah genre musik akan muncul kembali ke permukaan dan digemari lagi.
Saya masih ingat betul, dulu sempat ada masa di mana musik rock berjaya di tanah air. Misalnya pada tahun 90-an (masa saya masih SD dan mulai menginjak bangku SMP). Waktu itu, cukup banyak grup musik rock tanah air yang meramaikan kancah musik domestik. Sebut saja mulai dari Slank, Dewa 19, Whizzkid, Sket, Elpamas, Kaisar, Lochness, Sahara, Voodoo, Power Metal, Power Slaves, SAS, Ucamp, Edane, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Perkembangan musik Korea dewasa ini cukup pesat dan bahkan sudah merambah ke industri musik indonesia. Semua ini juga dampak dari tren boyband-girlband yang belakangan ini sedang mewabah di Indonesia. Tak bisa dipungkiri lagi kalau mayoritas boyband-girlband yang ada di Indonesia saat ini berkiblat ke musik Korea, terutama K-POP. Mulai dari gaya tarian (koreografi), gaya busana, hingga bahasa tubuh saat bernyanyi, walaupun tidak 100 % meniru.
Pada akhirnya, perlahan namun pasti, “musik melayu” (ala ST 12, Wali, Kangen Band, Hijau Daun, D’Bagindas, Armada, dan sebangsanya) mulai tergerus oleh kehadiran boyband dan girlband yang mulai menjamur sejak pertengahan 2011 lalu. Perkembangan J-POP dan K-POP saat ini ditandai dengan kemunculan grup Smash dan 7 Icons sebagai pelopor era kebangkitan Boyband dan Girlband di Indonesia. Tidak ada yang patut diperdebatkan dalam hal ini. Inilah sebuah siklus. Sebuah siklus biasanya identik dengan sebuah roda yang terus berputar. Akan ada masa-masa di mana sebuah genre musik akan muncul kembali ke permukaan dan digemari lagi.
Saya masih ingat betul, dulu sempat ada masa di mana musik rock berjaya di tanah air. Misalnya pada tahun 90-an (masa saya masih SD dan mulai menginjak bangku SMP). Waktu itu, cukup banyak grup musik rock tanah air yang meramaikan kancah musik domestik. Sebut saja mulai dari Slank, Dewa 19, Whizzkid, Sket, Elpamas, Kaisar, Lochness, Sahara, Voodoo, Power Metal, Power Slaves, SAS, Ucamp, Edane, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Perkembangan musik Korea dewasa ini cukup pesat dan bahkan sudah merambah ke industri musik indonesia. Semua ini juga dampak dari tren boyband-girlband yang belakangan ini sedang mewabah di Indonesia. Tak bisa dipungkiri lagi kalau mayoritas boyband-girlband yang ada di Indonesia saat ini berkiblat ke musik Korea, terutama K-POP. Mulai dari gaya tarian (koreografi), gaya busana, hingga bahasa tubuh saat bernyanyi, walaupun tidak 100 % meniru.
K-pop, kepanjangannya Korean Pop ("Musik Pop Korea"), adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara. Kegandrungan akan musik K-Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan daripada Demam Korea (Korean Wave) di berbagai negara.
J-pop merupakan singkatan dari Japanese Pop dan mengacu pada Musik populer di Jepang. Istilah J-pop diambil dari sebuah stasiun radio “J-WAVE” yang menunjukkan jenis musik yang berbeda dari musik rakyat. Penyanyi dari J-pop adalah musisi yg terkenal dan juga seiyuu.
J-pop atau Japanese Pop merupakan istilah umum yang mengandung banyak jenis (genre) musik Jepang seperti pop, rock, dance, rap dan soul. Di Jepang, istilah J-pop digunakan untuk membedakan gaya musik modern dengan musik klasik Jepang yang disebut dengan Enka atau bentuk ballad dari Jepang tradisional. Kerap kita mendengar istilah seperti J-rock, Visual Kei dan J-rap, namun semua istilah tersebut berada di dalam naungan J-pop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar